DON’T BE SAD
Kebahagiaan. Satu kata yang disepakati oleh seluruh umat manusia untuk dimiliki. Manusia yang hidup seperti apa pun kondisinya, profesinya, dan bahkan agamanya, selalu bekerja dan berusaha dalam rangka mencari kebahagiaan.
Dengan susah payah, misalnya, seorang pengusaha atau buruh sama-sama bekerja mencari uang sepanjang hidupnya, namun ketika ditanya apa tujuan akhir dari usahanya itu, mereka akan menjawab ingin hidup bahagia. Seseorang yang belajar mencari ilmu kemana-mana dengan mengorbankan segalanya ternyata juga mempunyai tujuan yang sama. Begitupun dengan seorang ahli ibadah yang ingin meninggalkan kehidupan dunia untuk semata-mata beribadah, juga bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan.
Begitu beragamnya cara manusia mencari kebahagiaan. Lalu di mana kebahagiaan itu pasti didapatkan? Inilah pertanyaan legendaris yang selalu menjadi bahan menarik untuk kita diskusikan, diskusi yang memang tak pernah usai sepanjang kehidupan manusia itu sendiri.
Namun ironis, kebanyakn manusia masih tetap saja tidak mengerti tentang substansi kebahagiaan. Saking tidak mengertinya, sering terjadi sesuatu yang paradoks. Misal, seseorang pemburu kebahagiaan berusaha mengejar kebahgiaan itu kemana-mana, namun ternyata sumber kebahagiaan itu ada di dalam dirinya. Yang lebih ironis lagi, kita sendiri sebagai pencari kebahagiaan sering kali mengorbankan kebahagiaan yang kita miliki ketika berusaha keras mencari kebahagiaan yang lain.
Kita sering bersedih karena usaha yang kita lakukan sia-sia, nilai kita anjlok atau jelek. Bahkan, sampai-sampai kita depresi karena banyaknya masalah yang harus kita hadapi di dalam hidup ini. Padahal sebenarnya, semua peristiwa itu terjadi dalam rangka mencari kebahagiaan. Oleh karena itu, mengapa kita harus mengorbankan kebahagiaan demi mendapatkan kebahagiaan? Bukankah itu paradoks?
Hidup positif tanpa pernah sedih dan frustasi. Jangan mengorbankan kebahagiaan yang sudah ada dengan kebahagiaan yang belum pasti. Jangan menunda kebahagiaan dan bersegera untuk bersedih.
Rasulullah saw. Bersabda, “Sesungguhnya orang mukmin itu adalah orang yang luar biasa. Seluruh perkara hidupnya bernilai positif baginya. Ketika mendapatkan kemudahan maka dia akan bersyukur, sesungguhnya itu baik (positif) baginya. Dan ketika mendapatkan kesulitan maka ia akan bersabar dan itupun positif baginya.”
Hadits d atas menyatakan bahwa tidak ada orang yang tidak menghadapi masalah dan kesulitan. Tetapi ada orang yang bisa menjadikan seluruh hidupnya (kemudahan dan kesulitan) bernilai positif., dan mereka inilah yang disebut sebagai “manusia luar biasa”.